Advertisement
Yasudah, mendingan langsung baca aja deh cerpen nya dibawah.. (pelan-pelan bacanya yak) :)
Aku disini bukan untuk mengganggu waktumu, Namaku Echa, aku hanya ingin berbagi cerita kepadamu, tentang apa yang telah ku rasakan saat itu, saat saat terakhir aku bergelar siswi SMP.
#####
Sinar mentari pagi minggu itu menerobos jendela kamarku dan jatuh tepat di atas kelopak mataku. Aku terbangun, meski setengah sadar, aku berdiri untuk membuka tirai jendela, dan membiarkan cahaya matahari itu sepenuhnya masuk ke dalam kamar mungil bernuansa girly ku ini.
Aku melirik sebuah foto yang tergantung rapi di samping jendela kamarku. Di dalam foto itu, terdapat seorang remaja cewek dan seorang lagi remaja cowok. Tampak kegembiraan dan kebahagiaaan saat itu, membuat mereka lupa akan masalah-masalah yang ada. Ya! itu aku, dan cowok itu.. Huft! Dia sahabatku. Alargiantyo Marco namanya. Aku tumbuh bersamanya, mengawali hari bersamanya. Kami selalu bersama. Tak terhitung suka dan duka yang telah kami lalui. Meski ada pertengkaran kecil yang seringkali terjadi akibat perselisihpahaman, kami selalu dapat melerainya dengan tawa dan candaan. Dia lucu dan suka melawak. Ia tak pernah gagal membuat gelak tawaku muncul. Dia selalu menasihati saat aku salah dan mensupport apa yang aku ingin dan aku impi-impikan. Dia ada dan selalu ada.
Ah, sudahlah. Aku berjalan meninggalkan foto itu tergantung. Balkon! Disanalah aku mencurahkan segala isi hatiku. Tentang apapun.
“Krieekk”
Engsel pintu kaca kecil berbunyi. Ku tumpukan siku ku ke pagar balkon, sambil memandang padang rumput luas di hadapanku. Mulutku mulai terbuka,
“Kuatkan aku menghadapi hari esok, Tuhan! Hari yang akan membuat beribu butiran air mataku jatuh. Kuatkan aku Tuhan.”
Kau pasti penasaran tentang hari yang ku takutkan? Sebenarnya itu tak menakutkan, namun mungkin aku terlalu lebay berkata bahwa hari itu menakutkan. Hari Perpisahan.
#####
Hari Senin. Aku siap, aku siap untuk melepasnya. Aku pasti siap.
Aku berjalan ke dalam Aula sekolah. Ternyata sudah banyak juga yang datang. Hampir semua wajah mereka murung, entah apa yang ada di pikiran mereka kala itu. Mataku mencari seseorang, nah itu dia!
“Marcooo.” Teriakku lalu berlari kearahnya.
“Sudah siap untuk hari ini Cha?” Tanya nya tersenyum.
“A..Ak..ku.. siap.” jawabku ragu, senyuman ku memudar.
“Tak usah sedih, setiap pertemuan pasti ada perpisahan.”
Dia merangkulku masih terpasang senyum menghiasi wajahnya. Aku kembali menarik sudut bibirku, berusaha tersenyum.
“Aku mengerti.” balasku.
Ia menarik tanganku untuk duduk. Acara akan dimulai, seperti ada berjuta kupu-kupu memenuhi perutku saat itu. Aku merinding, jantungku berdegup kencang. Aku menatap mata Marco. Dia mengangguk pelan, memberiku kepastian. Aku tersenyum. Sepanjang acara berlangsung, Marco merangkulku dan menghiburku.
Tibalah penghujung acara, kami semua berdiri, sudah ada yang menangis tersedu. Semua murid murid SMP kelas 9 menyanyikan lagu Hymne Guru. Disusul penampilan dari 2 orang siswi. Mereka menyanyikan lagu Peterpan berjudul Semua Tentang Kita. Air mataku mengalir saat itu. Aku kembali menatap mata Marco dalam dalam. Airmataku tak berhenti keluar, seperti tiada rem. Marco membalas tatapan mataku.
“Sudahlah jangan menangis, tak ada gunanya kau menangis.” katanya.
“Aku tak ingin kehilangan seorang sahabat sepertimu.” aku menunduk.
Ia menaikkan wajahku, “Dengarkan aku Cha. Aku ada untukmu, untuk menjagamu. Aku ada untukmu, untuk melindungimu. Kau tak akan kehilanganku Cha. Aku ada di dalam hatimu, aku selalu ada disana. Aku menjagamu dari sana. Zaman sudah canggih, kau bisa menghubungiku nanti. Pasti, aku pasti kembali kesini, ke hadapanmu Cha. Aku ingatkan, kau harus terus bermimpi untuk meraih cita citamu walau aku tak ada di sampingmu saat itu. Aku disana juga akan berusaha meraih cita-citaku. Kau bisa, aku bisa, kita bisa! Satu lagi, Jangan pernah terlintas di pikiranmu, bahwa aku akan melupakanmu dan mendapatkan sahabat yang lebih baik darimu. Ku yakinkan, tak ada! Ingat, kita 8 tahun bersama, kau tahu apa kelemahanku, kelebihanku, begitu juga sebaliknya. Dari kecil kita sama, mengawali hari bersama. Kau adalah sahabat terbaik yang pernah ada.”
Aku semakin menangis, ia begitu tahu, dan mengerti isi hati terdalamku, dan apa yang aku takutkan jika kami jauh. Marco memelukku erat, aku tak mau lepas, aku ingin selalu dipelukannya.
“Ini hari terakhir aku disini, nanti malam aku sudah berangkat ke Jerman.” Katanya lagi.
“Secepat itu kah, Mar?” tanyaku memastikan.
“Maafkan aku Cha, aku tak tahu tentang ini.” Jelasnya iba.
“Aku mengerti Mar.”
“Terimakasih Cha.”
“Jaga dirimu baik-baik di sana. Lanjutkan apa yang kau impikan. Raih citamu, aku ada di dalam hatimu, dan akan selalu tersimpan disana.”
“Jaga diri juga disini Cha, walau aku tak ada, kau harus rajin. Aku support kau dari sana. Aku juga tersimpan di dalam hatimu.”
“Ini, simpan baik baik, jika kau rindu aku, kau cukup memutar video ini, aku ada disana.” Aku menyerahkan setumpuk kaset video. Itu sudah jauh jauh hari kusiapkan.
“Terimakasih, kau juga harus menyimpan ini, putar saja kuncinya.” katanya sambil menyerahkan pula sebuah kotak berwarna pink muda. Aku menerimanya dengan senang hati.
Aku berjalan keluar dengan langkah pasti. Pasti aku tidak akan melupakannya. Pasti aku akan terus bermimpi dan meraih cita meski tak ada dia di sampingku. Pasti aku akan bertemunya lagi suatu saat nanti, ketika Aku dan Marco sudah menjadi apa yang kami inginkan.
Kau Marco, akan selalu ada dan tersimpan di dalam hati ini.
Aku Echa, akan selalu ada dan tersimpan di dalam hati nya
** Selesai **
(Cerpen By: Beertlhie, Judul asli "Kau Aku dan Hati" on cerpenmu.com/)
Hmmm.. udah dibaca dari awal sampai selesai kan? Gimana menurut kalian Cerpen Perpisahan Dengan Sahabat Sejati diatas? Bagus kan? Atau ada diantara kalian yang bisa bikin cerpen? Bisa kirim kesini deh :) Salam blog Terbaru 2016. Oiya, baca juga Percakapan Sepasang Kekasih Romantis Menyentuh Hati.
Advertisement